Search This Blog

𝐓𝐀𝐍𝐏𝐀 𝐒𝐀𝐃𝐀𝐑 πŒπ„ππ‚π„π‹π€ πŽπ‘π€ππ† 𝐓𝐔𝐀 π’π„ππƒπˆπ‘πˆ

𝐁𝐒𝐬𝐦𝐒π₯π₯𝐚𝐑

Diriwayatkan dari sahabat ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci-maki kedua orang tuanya.”⁠

Para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah seseorang bisa mencaci maki kedua orang tuanya ?”⁠

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :

“Benar. Seseorang mencela bapak orang lain, lalu orang lain tersebut mencela bapaknya. Dan seseorang mencela ibu orang lain, lalu orang lain tersebut mencela ibunya.” 

(HR. Muslim no. 90)⁠.

Dalam hadits di atas, para sahabat tidak bisa membayangkan bahwa ada anak yang sampai berani mencaci-maki orang tuanya sendiri. Bagaimana tidak, dulu orang Arab rela untuk berperang ketika kehormatan nenek moyang atau orang tua mereka diinjak-injak dan dilecehkan. Mereka rela mengangkat senjata ketika orang lain mencela dan mencaci-maki kehormatan bapak-bapaknya. Lalu bagaimana mungkin anaknya sendiri yang mencela dan mencaci-maki kedua orang tuanya ? Sungguh ini perkara yang sangat sulit dibayangkan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum ketika itu, namun mudah kita jumpai pada zaman sekarang ini.⁠

Dalam hadits diatas, tindakan seseorang yang mencela ayah atau ibu orang lain, dinilai sama dengan mencela orang tuanya sendiri. Hal ini karena orang lain tersebut akan membalas dengan mencaci-maki orang tuanya. Jadi, dia sendiri-lah yang menjadi penyebab kedua orang tuanya dicaci-maki. Sehingga meskipun dia tidak mencaci-maki kedua orang tuanya secara langsung, dia tetap dinilai atau disamakan dengan mencaci-maki kedua orang tuanya sendiri.⁠

Silahkan dishare untuk menyebarkan ilmu agama dan kebaikan. Jazakumullahu khairan.

Simak selengkapnya disini : https://muslim.or.id/47198-mencela-dan-mencaci-orang-tua.html

⌨️⌨️⌨️⌨️⌨️⌨️

No comments:

Post a Comment