Monday, 16 December 2024

MULIAKAN ULAMA TAPI TIDAK GHULUW


Ulama adalah pewaris para nabi. 

Mereka adalah penjaga ilmu, penerang jalan, dan pembimbing umat menuju kebenaran. 

Sudah selayaknya kita memuliakan ulama dengan menghormati mereka, mendengarkan nasihat mereka, dan mengikuti jalan ilmu yang mereka ajarkan.

Namun, Islam mengajarkan keseimbangan. 

Menghormati ulama bukan berarti mengagungkan mereka hingga berlebihan (ghuluw). 

Ghuluw dalam memuliakan ulama bisa berujung pada sikap yang tidak dibenarkan.

Rasulullah ﷺ bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّيْنِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ اَلْغُلُوُّ فِي الدِّيْنِ.

“Jauhkanlah diri kalian dari ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama, karena sesungguhnya sikap ghuluw ini telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” 

(HR Ahmad: 347 dan Ibnu Majah: 3029).

Memuliakan ulama adalah kewajiban, tetapi harus tetap dalam batas-batas syariat. Jangan sampai rasa hormat kita berubah menjadi berlebihan, yang justru merugikan diri kita dan mereka. 

Jadikan ulama sebagai pembimbing, bukan pengganti syariat.

Menghormati ulama adalah tanda kebijaksanaan, tapi ghuluw adalah jebakan yang harus dihindari.  Allahumma amin.

Allahu Ta'ala a'lam bish-shawab.

____

No comments:

Post a Comment